Jumat, 05 Desember 2008

alur hidup

hidup ini bagai sebuah lintasan pendulu...


mengalur kekanan dan kekiri,
semakin jauh dia mengayun kekanan
maka
semakin jauh pula ia mengayun kekiri...

mungkin sebagian dari kita menalarnya sebagai karma

sesuatu di dunia ini selalu berpasang-pasangan,
dalam warna,
ada hitam ada putih...
dalam dunia,
ada perang ada damai...
dalam cinta,
ada nafsu ada kasih...

semakin keras tawa kita hari ini,
...
semakin seru pula tangis kita keesokan harinya

semakin dalam kau melukai seorang manusia,
...
semakin perih pula kau terlukai

hidup ini adalah sebuah tatanan,
bagaimana kita tetap berada di alur lurus...

kalaupun memang harus,
seminimal mungkin kita mengayun ke kanan dan ke kiri
karena seminimal itu pula kita akan terhempas balik...
karena banyak dari kita tak siap dengan pembalikan ini.

alam sebagai pedoman,
kembali,
pekakan jiwa untuk membaca seringai alam,
gejolak alam, eling amarang sasmithaning jagad....

sebagaimana leluhur kita membangun peradaban ini,

alam...
sebagai sumber semua keberadaan
existance...



s
ebagaimana bumi, yang rela semua tumbuh dan berkembang diatasnya...

Kamis, 27 November 2008

menapaki hitamnya jalanan..

sesosok renta menapak lelah
membopong senampan minuman botol

saarah mata memandang
terulur beberapa lembar ribuan
tertukar dengan sebotol air

begitu dalam arti lembar" biru itu
bagi sang pendekar, yang syahid demi anak istrinya
kumohon beri dia kekuatan menapak jalan hitam ini

siang begitu kejam
hari ini aku pulang,
entah ini yang keberapa kutatap wajah renta itu

selalu setia...

mewarnai ramainya tirtonadi...

Selasa, 18 November 2008

bintang

Banyak bagian dari kehidupan ini, bahkan semua mungkin, yang berbagi prinsip yang sama.

Bukan gelap yang membutakan matamu. Tapi terang! Lampu telah membutakan matamu dan memanjakannya, percaya itu. Ketika kamu keluar dari terang dan menuju gelap, percayailah matamu! Ia yang akan melindungimu dan tak akan berbohong padamu. Kau bisa melihat apa yang ingin kau lihat hanya bila kau ingin berdamai dengan matamu.

Ketika kamu keluar dari terang dan menuju gelap melihat bintang, mulanya hanya bisa kamu jumpai satu dua titik terang. Kamu bingung, langitkah yang berkabut atau matamulah yang. Tapi bersabarlah, tunggu lebih lama. Buka matamu, beradalah di situ, dan tetaplah berjaga jaga! Nyalakanlah terang dalam matamu dan carilah bintang di angkasa! Sayangilah gelap maka ia akan menyayangimu!

Dan tak lama kau pun akan bisa menjumpai bintang bintang yang lain. Bahkan kau akan terkagum kagum karena ternyata di langit atas sana seluruhnya hampir penuh oleh bintang! Kau hanya tidak mau menunggu saja, kau tidak mau menunggu dan berjaga jaga sedikit saja lebih lama. Sedikit saja!

Karena sesungguhnya langit malam itu penuh bintang
Kau butuh gelap untuk melihat terang
Dan kau butuh gelap lebih lama untuk bisa melihat bintang!
Begitu juga hidup kita manusia...

Kamis, 06 November 2008

a.s.a

Sukoharjo, 06 november 2008, 00.01


Juga malam ini….
Seperti lembaran yang lalu,
Tetap kutegakkan hatiku untukmu
Mencoba menepis semua keraguan
Walaupun ku sadar semua kian semu

Tlah kujatuhkan pilihanku
Kuikat asaku pada teduh auramu
Seorang dewi penakluk
Bersenjata mata bening dan helai kelam itu
Membius setiap jalur urat nadiku
Seakan bayangmu kian nyata
Membakar seutuh jiwa segenap raga
Menaklukkan hati mati ini
Menuai asa yang terlalu tinggi
Laksana merengkuh puncak jaya
Menuai edelweiss biru di puncak bromo
Kuyakin ini bukan ilusi

Kurentas asaku untuk mendapatkanmu
Membagi tiap lembar hidupku denganmu
Menempuh derasnya hidup dengan kau disampingku
Walau tidak sekarang,
Takkan pernah kukatakan “ jadilah pacarku…”
Terlalu bodoh bagiku,
Tak lebih pintar dari keledai
Karena kuyakin aku kan katakan



“menikahlah denganku dewi shintaku…”



*************

Kutulis saat jam membentuk garis lurus disetiap pergantian hari,
Selurus asa ini…

Jumat, 31 Oktober 2008

pemuja malam

Selarut malam dalam pekat….
Bulir hujan menetes meniupkan nafas kehidupan,

Akulah sang pemuja malam,
Gelapnya menyembunyikan berjuta kisah
Sastera kehidupan yang terbuang
Terlupa oleh desir dingin angin malam

Malamku adalah hidupku,
Tergerus dalam sebuah pencarian
Menguap hilang bagai setetes vodka
Malayang menembus langit ketujuh

Panggil aq aku manusia malam,
Menyusuri senyap lorong-lorong malam
Mendengar hingar-bingar geliat malam
Pelarian dari terangnya peradaban

Malam bentangkan sayap kelammu,
Menutup kehidupan tuk sementara
Membagi secuil semu surga dunia
Membius segenap raga hitamku

Kumerindu peluk dinginmu malam,
Karakter pembentuk jiwaku
Setetes zat pembawa kehidupanku
Membayang kelam mengelanyut pikirku

Malam tak selalu hitam,
Membawa secercah nyawa baru
Lebih hebat dari double scoth
Buainya tak padan bola kacamu

Kutepikan hatiku untuk dewi malamku,
Berdua selalu diatap dunia, dunia kecilku
Menatap cercah bintang matahariku
Ditulikan ‘cloudseven RMX-x Dj riri’

Malamku, malammu, malam kita
Knapa musti hadir fajar……….


“what you see, is what you fells…. There is no one else…”

Pengasinganku, oct 31th 2008, 00.29 pm